Highlight Monthly Commentary - Juli 2022

MAKROEKONOMI

Realisasi anggaran 1H22 Indonesia mencatatkan surplus sebesar Rp73,6 triliun dari sebelumnya surplus sebesar Rp132,2 triliun pada 5M22. Realisasi investasi 1H22 mencapai Rp 584 triliun (51% dari target FY22); meningkat sebesar 32%YoY. Neraca perdagangan Juni membukukan surplus sebesar USD 5,09 miliar dan membawa surplus perdagangan 1H22 ke angka USD24,9 miliar vs USD11,8 miliar di 1H21. BI mempertahankan suku bunga di level 3,5% selama 18 bulan berturut-turut karena inflasi inti tetap terkendali. CPI Juli meningkat 0, 64%MoM yang menjadikan inflasi tahunan di level +4,94%YoY. Inflasi inti meningkat menjadi 2,86% dari 2,63% pada periode sebelumnya.

SAHAM

IHSG naik 0,57% di bulan lalu dengan net foreign sell sekitar Rp 2,25 triliun. Pasar dimulai dengan tidak terlalu kuat di awal bulan karena pelemahan rupiah memicu outflow asing. Data makro yang solid dari surplus perdagangan bulan Juni merupakan tailwind bagi pasar. Pasar mengalami rally pada minggu terakhir bulan Juli, selaras dengan indeks-indeks global, di tenga ekspektasi bahwa inflasi telah memuncak. Sektor berkinerja terbaik adalah IDXEnergy (+13,4%) ditopang kenaikan harga batubara dan permintaan yang lebih tinggi dari negara-negara Eropa untuk membangun cadangan energi mereka menjelang musim dingin. IDXIndustrial (+8,1%) menjadi sektor berkinerja terbaik kedua yang didorong oleh perusahaan kontraktor pertambangan. IDXBasicmaterial (+5,1%) membukukan kinerja yang solid didukung oleh kenaikan saham-saham nama petrokimia dan pertambangan logam.

Mayoritas Indeks global naik karena ekspektasi bahwa inflasi memuncak dan corporate earnings tetap resilien di tengah kondisi kenaikan suku bunga. Banyak bank sentral menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi. Pasar China underperformed dibandingkan peers  karena kasus covid yang meningkat dan lockdown di beberapa wilayah.

Kami tetap positif namun waspada terhadap pasar saham karena fundamental reform & recovery story yang masih baik. Namun, kami memperkirakan volatilitas di pasar berlanjut menyusul kekhawatiran akan resesi global di tengah kondisi inflasi yang lebih tinggi dan situasi geopolitik.

OBLIGASI

Yield obligasi pemerintah 10 tahun Indonesia turun 14,2bps menjadi 7,12% dibandingkan bulan sebelumnya. Sebagai perbandingan, the US 10-year Treasury Note turun 36,2bps menjadi 2,651%. The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75bps selama 2 kali berturut-turut untuk meredakan inflasi; membawa suku bunga acuan ke kisaran 2,25%-2,5%. Mr Powell menyebutkan akan ada waktu di mana the Fed mulai memperlambat kenaikan suku bunga acuan dan menilai dampaknya. The Fed menegaskan kembali komitmennya yang kuat untuk menurunkan inflasi meskipun menyebabkan pertumbuhan melambat dalam waktu dekat. Berdasarkan data aliran obligasi DMO per 26 Juli, kepemilikan asing tercatat sebesar 15,4% dari outstanding dan outflow sebesar Rp143,4tn YTD. Yield Indonesia 10 years USD global bond berada di level 3,92%. IDR sedikit terapresiasi ke 14.833.

Inflasi yang meningkat dan kenaikan suku bunga tetap menjadi tantangan bagi pasar obligasi meskipun kami berpendapat bahwa sentimen negatif sebagian besar telah diperhitungkan, yang tercermin oleh outflow asing yang besar secara YTD. Menurut kami investor lokal akan menjadi supporter utama  IndoGB dalam waktu dekat sementara investor asing akan berada dalam defensive mode karena risiko inflasi masih ada.

 

Disclaimer

INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG.

Pandangan dan pendapat yang terkandung di sini adalah pendapat penulis di halaman ini, dan mungkin tidak serta merta mewakili pandangan yang diungkapkan atau tercermin dalam komunikasi, strategi atau produk Schroders lainnya. Materi ini dimaksudkan untuk tujuan informasi saja dan tidak dimaksudkan sebagai bahan promosi dalam hal apapun. Materi ini tidak dimaksudkan sebagai penawaran atau ajakan untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Hal ini tidak dimaksudkan untuk menyediakan dan tidak boleh diandalkan untuk saran akuntansi, hukum atau pajak, atau rekomendasi investasi. Ketergantungan tidak boleh ditempatkan pada pandangan dan informasi dalam dokumen ini saat mengambil keputusan investasi dan/atau strategi individual. Kinerja masa lalu bukanlah indikator yang dapat diandalkan untuk hasil masa depan. Nilai investasi bisa turun dan naik dan tidak dijamin. Semua investasi mengandung risiko termasuk risiko kemungkinan kehilangan nilai awal investasi. Informasi disini dipercaya bisa diandalkan namun Schroders tidak menjamin kelengkapan atau keakuratannya. Beberapa informasi yang dikutip diperoleh dari sumber ekternal yang menurut kami bisa diandalkan. Tidak ada tanggung jawab yang bisa diterima karena kesalahan fakta yang didapat dari pihak ketiga, dan data ini bisa berubah dengan kondisi pasar. Ini tidak mengecualikan kewajiban atau kewajiban apa pun yang dimiliki Schroders kepada pelanggannya di bawah sistem peraturan yang berlaku.  Kawasan/sektor hanya ditampilkan untuk ilustrasi dan tidak boleh dipandang sebagai rekomendasi untuk membeli/menjual. Pendapat dalam materi ini mencakup beberapa pandangan yang diperkirakan. Kami percaya bahwa kami mendasarkan harapan dan keyakinan kami pada asumsi yang masuk akal dalam batasan dari apa yang saat ini kami ketahui. Namun, tidak ada jaminan dari perkiraan atau opini apapun akan direalisasikan. Pandangan dan pendapat ini mungkin berubah. PT Schroder Investment Management Indonesia, Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, Lantai 30, Jl Jend Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Indonesia. PT Schroder Investment Management Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK).