Memahami Obligasi dan Pendapatan Tetap

Memahami Obligasi dan Pendapatan Tetap

Apa itu Obligasi?

Pendahuluan

Fixed Income atau Pendapatan Tetap adalah suatu kelas asset yang umumnya dipegang investor dengan tujuan mendapatkan pendapatan reguler, dan dapat menjaga nilai pokok investasi. Obligasi, yang merupakan salah satu jenis Pendapatan Tetap, umumnya memberikan keuntungan di atas tingkat inflasi dan memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan saham. Instrumen ini memberikan manfaat diversifikasi karena obligasi memiliki pengembalian yang korelasinya tidak sempurna dengan saham bahkan seringkali berlawanan arah.

Siapa Penerbit dan Investor Obligasi di Indonesia?

Melihat dari sisi penerbit (issuer),  Obligasi merupakan surat utang dimana penerbit memiliki kewajiban untuk membayar bunga, atau lazim disebut kupon, yang sudah ditentukan dan mengembalikan pokok pinjaman pada tanggal jatuh tempo (maturity date). Lain halnya dengan penerbit saham dimana penerbit tidak menjanjikan pengembalian pokok dan membayarkan bunga karena saham merepresentasikan suatu kepemilikan. Di Indonesia, Obligasi umumnya diterbitkan oleh penerbit dibawah ini,

  1. Pemerintah Indonesia, menerbitkan obligasi yang disebut Surat Utang Negara (SUN) sebagai salah satu cara untuk mendanai belanja pemerintah (government spending) ketika pendapatan pemerintah tidak dapat menutupi belanja.
  2. Korporasi untuk memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional, rencana belanja modal, akuisisi, maupun kebutuhan lainnya. Salah satu cara untuk mendanai kebutuhan adalah dengan menerbitkan obligasi.

Siapa saja Investor Obligasi di Indonesia?

Investor obligasi sangat beragam ada investor asing, bank, manajer investasi, dana pensiun, asuransi, Bank Indonesia, dan juga Investor Retail.

Jenis Obligasi di Indonesia

Beragam jenis obligasi dan Indeks di Indonesia

Jenis-Jenis Obligasi di Indonesia yang umum:

  1. Obligasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
    1. Fixed Rate (“FR”) adalah jenis obligasi di Indonesia yang paling besar jumlah nominalnya. Kupon bersifat tetap dan dibayarkan berdasarkan jumlah obligasi yang di beli. Sebagai contoh FR101 memiliki kupon sebesar 6.875% maka pembayaran kupon akan tetap sampai jatuh tempo.

    2. Variable Rates adalah obligasi yang memiliki imbalan yang mengambang dengan suatu suku bunga sebagai referensi. Sebagai contoh, Sukuk Tabungan 11 adalah jenis produk investasi pendapatan tetap yang bersifat syariah dimana kupon untuk seri ST1104 memiliki kupon mengambang BI 7-days reverse repo (6,0%) + 50bps dengan floor atau batas minimum kupon sebesar 6,5%. Sehingga apabila suku bunga acuan BI turun ke 5,50% maka kupon yang dibayarkan tetap 6,50% karena sudah di tetapkan sebagai floor. Namun, ketika suku bunga acuan naik ke 6,5% maka kupon akan menyesuaikan naik ke 6,50% + 50bps = 7,00%.

    3. Produk Pendapatan Tetap Syariah merupakan instrumen pendapatan tetap yang berbasis Syariah namun pergerakan harga hampir sama dengan obligasi konvensional.

    4. Zero Coupon Bond adalah instrumen pendapatan tetap yang tidak membayarkan kupon namun pendapatan dibagikan pada akhir jatuh tempo atau dengan kata lain pembayaran secara discounted. Biasanya instrumen ini memiliki tenor pendek dibawah atau sama dengan satu tahun. Contoh dari instrumen yang tersedia adalah SPSN (Surat Perbendaharaan Negara).

    5. Obligasi Negara Ritel atau ORI merupakan salah satu instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Mitra Distribusi di Pasar Perdana.Pada umumnya, obligasi pemerintah di Indonesia memiliki minimum order yang cukup besar. Namun pemerintah berinisiatif untuk menerbitkan surat berharga negara dengan minimum order yang cukup kecil sehingga banyak masyarakat yang dapat berpartisipasi secara langsung. Ada beberapa jenis retail bonds yaitu ORI (Obligasi Retail Indonesia), SR (Sukuk Retail), ST (Sukuk Tabungan), dan lainnya.

    6. Global Bonds adalah surat utang negara yang diterbitkan oleh suatu negara dalam valuta asing. Selain menerbitkan hutang pada pasar domestik dan dalam Rupiah. Indonesia juga menerbitkan dalam mata uang asing yang paling sering dalam mata uang USD, Euro, dan Yen. Instrumen ini juga memiliki konvensional dan sukuk.

  2. Obligasi Korporasi juga lazim untuk menerbitkan produk Syariah, Fixed Rate, Variable Rate, dan Global Bonds. Namun ada dua hal penting lainnya yang perlu diperhatikan:

    1. Sektor, Emiten berbisnis di berbagai sektor yang dimana obligasi di Indonesia paling banyak di dominasi oleh penerbit di sektor keuangan Multifinancing dan Bank. Namun banyak juga penerbit dari perusahaan pertambangan, konstruksi, konsumer, properti, dan lainnya.

    2. Ratings, sistem penilaian risiko yang diberikan oleh lembaga pemeringkat. di Indonesia ada dua badan peringkat yang umum digunakan yaitu Fitch National dan Pefindo.

Mekanisme dan Istilah Penting dalam Obligasi

Istilah penting dalam Obligasi

Sebagai investor obligasi ada beberapa istilah yang wajib dipahami seperti Kupon (Coupon), Pokok (Principal), Harga, Yield-to-Maturity, Maturity, dan Konsep Durasi. Mari kita telaah satu persatu dibawah ini.

  1. Kupon dan Pokok. Kupon merupakan tingkat bunga yang dibayarkan secara berkala, bisa setiap bulan, kuartal, semester, maupun setiap tahun sesuai dengan ketentuannya. Sedangkan Pokok adalah nilai yang diinvestasikan untuk membeli sejumlah obligasi.
  2. Harga. Sama halnya dengan saham, obligasi juga memiliki harga namun obligasi umumnya diterbitkan pada harga 100 dan pada jatuh tempo akan dikembalikan di harga 100.
  3. Maturity merupakan tanggal jatuh tempo, di mana semakin panjang tenor suatu obligasi maka semakin besar yield yang diharapkan oleh investor.
  4. Imbal Hasil (Yield) dalam dunia obligasi memiliki beragam jenis perhitungan,  yang paling lazim adalah Yield-to-Maturity yang merupakan imbal hasil yang diharapkan dari suatu obligasi apabila investor memegang obligasi sampai ia jatuh tempo.

Untuk lebih memahami bagaimana keempat komponen di atas berinteraksi, berikut pemaparan terkait empat konsep penting dalam dunia obligasi.

Konsep Penting #1 Kupon dan Yield itu berbeda.

Kupon adalah pembagian bunga yang tetap secara berkala, khususnya pada obligasi Fixed Rate, walaupun suku bunga pasar naik atau turun kupon tidak akan terpengaruh jumlah pembagian setiap periodenya. Namun yang terpengaruh adalah yield akan naik dan turun mengikuti pergerakan suku bunga pasar, sehingga mempengaruhi harga obligasi tersebut.

Konsep penting #2: Mengapa ketika Harga Naik, Yield turun?

Apabila harga naik dari par atau dari harga 100, maka investor harus mengeluarkan uang lebih sebesar untuk membeli obligasi tersebut, sehingga investor bisa dibilang membeli obligasi di harga yang premium. Kenaikan harga akan menurunkan yield.

Sebaliknya pun begitu, ketika harga obligasi turun dibawah 100, maka investor membeli obligasi dengan harga diskon alhasil yield akan naik.

Konsep penting #3: Mengenal Durasi, Durasi bukanlah tenor obligasi

Durasi (Duration) merupakan suatu konsep yang berbeda dengan tenor obligasi yang bergantung dari tanggal jatuh tempo. Durasi merupakan tolak ukur sensitivitas atau risiko perubahan harga terhadap perubahan yield. Semakin tinggi durasi, semakin sensitif perubahan harga terhadap perubahan yield.

Apa saja yang mempengaruhi durasi suatu obligasi?

  1. Tenor – semakin panjang tenor, semakin tinggi durasi
  2. Kupon – Pada tenor yang sama, obligasi dengan kupon lebih rendah memiliki durasi yang lebih tinggi
  3. Yield – Semakin kecil yield maka semakin tinggi durasinya


Mari kita pahami dengan lebih mudah semua istilah dan keempat konsep penting diatas tentang obligasi menggunakan illustrasi di bawah:

FR101   INDOGB     6,875    04/15/29

Durasi : 4,4 tahun

Tanggal: 01 November 2023

Bid / Offer Yield : 7,09% / 6,92%

Bid / Offer Price : 99,03 / 99,78

Tanggal : 01 Desember 2023

Bid / Offer Yield : 6,668% / 6,650%

Bid / Offer Price : 100,91 / 101,11

FR89 INDOGB 6.875 08/15/51

Durasi : 11,9 tahun

Date : 01 Desember 2023

Bid / Offer Yield : 6,94% / 6,93%

Bid / Offer Price : 99,2/ 99,3

Cara membaca obligasi :

Apabila melihat suatu kuotasi obligasi diatas, ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan. FR dengan kepanjangan “Fixed Rate” mengartikan bahwa kupon obligasi bersifat fixed, 101 merupakan nomor seri yang ditetapkan oleh badan penerbit obligasi untuk mempermudah identifikasi. INDOGB merupakan ticker dari penerbit pada contoh ini akronim tersebut adalah kepanjangan dari Indonesia Government Bond. 6,875% adalah kupon obligasi, kemudian diikuti oleh tanggal jatuh tempo yaitu 15 Desember 2029. Lazimnya Obligasi dikuotasikan dalam bentuk bid offer, dimana ketika investor membeli mereka akan mengacu pada offer, dan mengacu pada bid ketika mau menjual.

Untuk memahami Konsep Penting #1, FR101 di atas akan membayarkan kupon secara semi-annual atau per enam bulan. Pembayaran kupon pertama adalah 15 April 2024 dan kupon berikutnya pada 15 Oktober 2024, dimana setiap pembayaran kupon adalah 6,875% : 2 = 3,438% dari total pokok investasi. Sehingga, apabila Investor A membeli sebesar Rp 10 miliar pokok ia akan menerima Rp 343,75 juta setiap 6 bulan namun ada nya pajak sebesar 10% sehingga secara net, investor akan mendapatkan kupon Rp 309,375 juta. Dalam waktu satu tahun, pendapatan kupon tinggal dikali dua menjadi Rp 687,5 juta secara gross, dan Rp 618,75 net pajak. Namunperhitungan kupon berbeda dengan yield, karena kupon merupakan komponen return income. Sebagai contoh, apabila investor A membeli FR101 di tanggal 1 November 2023 pada offer price 99,78 pada yield 6,92% kemudian memutuskan untuk menjual pada 1 Desember. Maka untuk menjual Investor A, harus memperhatikan harga jual atau bid price yang pada tanggal tersebut yang sudah naik sebesar 1,13% ke 100,91 dan yield yang turun sebesar 0,25% ke 6,67%. Kenaikan harga ini merupakan komponen return dari kenaikan harga obligasi.

Pada Konsep penting #2, pembayaran kupon yang tidak berubah pada obligasi. Mengacu pada contoh FR101 yang tertera di atas. Apabila investor A yang sudah membeli obligasi pada 99,80 artinya investor (tidak termasuk accrued interest) harus membayarkan Rp 9,98 miliar. Pada saat jatuh tempo, pemerintah akan mengembalikan Rp 10 miliar di harga 100. Sehingga apabila investor A menunggu sampai jatuh tempo ia akan mendapatkan keuntungan dari Pokok sebesar Rp 20 juta (Rp 10 Miliar – Rp 9,98 Miliar), kupon dibayarkan adalah tetap setiap tahunnya sebesar 6,875%.

Sehingga keuntungan Rp 20 juta ini sudah dimasukan kedalam kalkulasi yield sehingga yield menjadi 6,92% lebih tinggi dibanding kupon 6,875%. Pada contoh ini bisa dikatakan investor membeli obligasi pada harga discount. Sebaliknya, Apabila investor B membeli pada tanggal 1 Desember pada harga  101,11 maka investor membayarkan Rp 10.11 miliar untuk membeli Rp 10 miliar obligasi. Sehingga, ketika jatuh tempo investor akan kehilangan Rp 110 juta dari komponen principal-nya. Bisa dikatakan bahwa investor B membeli obligasi di harga premium sehingga kehilangan 110 juta pada jatuh tempo sudah diinkorporasikan ke dalam hitungan yield to maturity di 6,65% maka itu yield lebih rendah dari kupon.

Pada Konsep penting #3:  Durasi tidak selalu di sebutkan dalam detil obligasi. Pada FR101 contohnya, ia memiliki durasi 4,4 tahun dibandingkan dengan FR89 yang memiliki durasi 11,9 tahun. Oleh karena itu apabila FR101 dan FR89 sama sama memiliki kenaikan yield 30bps maka harga FR89 akan turun lebih banyak dibanding FR101. Sebagai illustrasi, FR101 yang pada 1 Desember memiliki yield 6,65% ketika naik 30bps menjadi 6,95% maka dengan durasi 4.4 tahun, harga akan turun ke 99,7 dari 101,1 atau penurunan sebesar -1.4%. Namun apabila FR89 mengalami kenaikan yield yang sama 30bps ke 7,22% maka harga akan turun dari 99,3 ke 95,8 atau sebesar -3,5%. Inilah yang disebut dengan risiko durasi, dimana semakin panjang durasi semakin sensitif pergerakan harga obligasi terhadap perubahan yield.

Hal ini secara jelas mengilustrasikan perbedaan risiko pada kedua obligasi diatas walaupun mereka memiliki risiko penerbit yang sama yaitu pemerintah Indonesia. 

Konsep penting #4: Faktor yang mempengaruhi Yield Obligasi

Ada faktor yang beragam dan kompleks yang mempengaruhi yield dari obligasi, dan secara analisa kita membagi faktor ini menjadi tiga bagian:

Fundamental – Faktor ini tergantung pada jenis penerbit obligasi. Misalnya, untuk obligasi pemerintah, faktor-faktor seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi mempengaruhi obligasi dengan tenor panjang. Sementara itu, obligasi dengan tenor jangka pendek dipengaruhi oleh suku bunga acuan. Selain itu, pandangan terhadap Rupiah juga dipengaruhi oleh pergerakan pasar global, yang juga memiliki dampak penting. Untuk analisa obligasi korporasi, Investor obligasi memiliki fokus pada stabilitas perusahaan. Hal ini dapat dianalisis melalui berbagai rasio hutang. Rasio ini digunakan untuk mengukur risiko kredit, yaitu risiko gagal. Tingkat kesehatan keuangan emiten dapat dikategorikan dalam peringkat tertentu. Secara global ada tiga badan internasional yang umumnya digunakan sebagai badan pemeringkat yaitu S&P, Moody’s, dan Fitch. Namun badan pemeringkat dalam negeri yang umumnya digunakan adalah Fitch Nasional dan Pefindo.

Supply dan Demand Dari sisi penerbitan hal ini tergantung dari jumlah kebutuhan dan strategi penerbit. Sebagai contoh, jika pemerintah mengalami defisit fiskal dan memiliki banyak obligasi yang jatuh tempo, maka jumlah penerbitan obligasi akan meningkat. Secara teori apabila supply obligasi bertambah maka harga akan turun, dan yield naik. Dari sisi perusahaan, apabila perusahaan memiliki banyak rencana belanja modal dan berencana untuk menggunakan hutang melalui penerbitan obligasi korporasi maka penerbitan obligasi juga akan bertambah. Selain itu, permintaan juga dapat dianalisis, seperti permintaan dari investor ritel yang terus meningkat untuk obligasi pemerintah. Permintaan dari investor asing juga dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan sentimen terhadap obligasi global. Faktor-faktor seperti likuiditas obligasi juga sering kali mempengaruhi harga obligasi..

Kemudian, perlu diperhatikan pula valuasi dari obligasi. Valuasi adalah penilaian terhadap tingkat kemurahan atau kemahalan suatu yield obligasi. Hal ini dapat dianalisa dengan melihat pergerakan yield secara historikal, dan melihat level yield dibandingkan dengan rata-rata historikal. Selain itu kita dapat juga membandingkan dengan tingkat inflasi, seberapa besar yield riil yang didapatkan. Investor asing khususnya yang memiliki universe yang lebih luas dari investor lokal, akan membandingkan yield indonesia dengan negara-negara yang memiliki peringkat kredit serupa, untuk Indonesia adalah BBB,  lainnya seperti Philippines dan India. Pergerakan Rupiah juga menjadi penting bagi investor asing. Untuk obligasi korporasi, umumnya dinilai berdasarkan seberapa banyak premi tambahan (spread) yang diberikan di atas obligasi pemerintah dengan tenor yang sama. Spread akan dibandingkan dengan korporasi A dengan korporasi B  pada tenor obligasi yang sama dan pada peringkat kredit yang sama.

Konsep penting #5: Kurva Obligasi

Setelah memahami  komponen, mekanisme, dan faktor-faktor yang mempengaruhi obligasi, kita akanmenjelaskan mengenai kurva obligasi. Setiap penerbit apabila mengeluarkan beberapa obligasi pada tenor yang berbeda, yang secara teori investor akan mengharapkan yield yang lebih tinggi apabila tenor obligasi lebih panjang.  Kumpulan obligasi tersebut beserta dengan tenor dan yield-nya akan membentuk suatu kurva.

Di bawah ini adalah illustrasi kurva obligasi dari beberapa penerbit negara.

  1. Normal Yield Curve (upward sloping curve)

    Kurva yield biasanya memiliki kemiringan ke atas, yang berarti semakin lama jatuh temponya, semakin tinggi pula yield. Obligasi jangka panjang biasanya memiliki lebih banyak risiko bahwa peminjam akan gagal bayar, perubahan suku bunga, atau peluang penggunaan dana yang lebih baik oleh pemberi pinjaman. Oleh karena itu, investor menuntut kompensasi yang lebih besar atas ketidakpastian dalam jangka waktu yang lebih lama, yang juga dikenal sebagai premi berjangka.

  2. Flat Yield Curve

    Kurva ini menunjukkan yield obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda relative konstan, and terlihat Ketika suku bunga diperkirakan turun secara moderat namun diimbangi dengan premi jangka waktu yang positif.

  3. Inverted Yield Curve

    Kurva yield terbalik muncul Ketika suku bunga jangka pendek relatif lebih tinggi dari ekspektasi jangka panjang. Kurva ini menunjukkan bahwa investor memperkirakan suku bunga lebih rendah di masa depan. Jangka waktu premi dalam hal ini adalah negatif.

Risiko Dalam Investasi di Obligasi

Risiko-risiko dalam berinvestasi di obligasi

Terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhi investasi obligasi, sebagian besar di antaranya saling terkait.

Risiko suku bunga/durasi – Seperti disebutkan sebelumnya, investasi obligasi rentan terhadap pergerakan suku bunga (atau yield) domestik dan internasional, dan besarnya risiko ini diukur berdasarkan durasi. Oleh karena itu, tingkat durasi merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan ketika berinvestasi pada obligasi atau portofolio obligasi.

Risiko kredit/gagal bayar – Risiko ini terkait dengan Kemungkinan penerbitnya tidak dapat melakukan pembayaran bunga tepat waktu atau pokok obligasi pada saat jatuh tempo. Obligasi pemerintah pada umumnya, memiliki kemungkinan lebih kecil dibandingkan dengan korporasi untuk mengalami gagal bayar karena kemampuan mereka untuk menaikan pajak dan secara teori dapat mencetak uang. Sebaliknya, obligasi yang diterbitkan korporasi, khususnya obligasi dengan yield tinggi, memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi.

Risiko Likuiditas – Risiko ini terkait dengan kemungkinan kerugian akibat sulitnya menjual suatu aset karena kurangnya pembeli atau penjual di pasar terbuka. Sebuah investasi terkadang perlu dijual dengan cepat. Namun, pasar sekunder yang tidak mencukupi dapat menghalangi likuidasi atau membatasi dana yang dapat dihasilkan dari aset tersebut. Risiko likuiditas dapat diukur sebagai perbedaan antara nilai suatu aset dan harga kemungkinan penjualannya. Untuk mengelola risiko likuiditas, investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi pada aset dengan kualitas lebih tinggi, seperti obligasi peringkat investasi.


Mengapa Obligasi memiliki risiko lebih rendah dari Saham?Karena pada hakikatnya obligasi merupakan surat hutang dimana adanya kontrak dari penerbit untuk mengembalikan pokok beserta bunga kepada investornya. Sedangkan saham, sumber pengembalian hanyalah bersumber dari naik turunnya harga saham capital gains/losses namun tidak ada kontrak penerbit untuk mengembalikan jumlah investasi awal dan tidak ada pembagian kupon yang pasti. Saham kadangkala membagikan dividend, namun secara hakikatnya hal ini tidak bersifat wajib.

Ada dua sumber return dari obligasi yang bisa diuraikan menjadi dua sumber:

  1. Capital gains/losses, naik atau turunnya nilai pada pokok yang dipengaruhi oleh harga dan yield obligasi.
  2. Hasil Pembagian Kupon, yang cukup stabil dan pasti karena sudah dijanjikan pada awal kontrak obligasi.

Reksa Dana Obligasi

Reksa Dana Obligasi

Setelah memahami apa itu obligasi, Reksa Dana yang merupakan sebuah investasi kolektif ada yang berbasis pendapatan tetap yang sering dikenal sebagai kategori “Reksa Dana Pendapatan Tetap” atau “Reksa Dana Obligasi”. Di dalamnya, beragam sesuai dengen tujuan investasi Reksa Dana tersebut, ada yang hanya beriisikan obligasi pemerintah ada juga yang dikombinasikan dengan obligasi korporasi.  Maksimum dan minimum tenornya pun bisa beragam. Reksa Dana jenis ini cocok untuk investor yang ingin memperoleh pendapatan yang relatif stabil serta menginginkan tingkat pengembalian serta risiko yang moderat. Reksa Dana jenis ini sesuai untuk investor pemula yang mencari investasi dengan jangka waktu menengah.

Keuntungan Reksa Dana Obligasi

Pembelian satu obligasi umumnya memiliki minimum pembelian yang tinggi. Jumlah investasi minimum bervariasi tergantung pada jenis obligasi. Harga pasar obligasi akan terus bergerak sesuai dengan pergerakan pasar. Pilihan obligasi dengan pembelian minimum yang lebih rendah dari tersedia bagi investor ritel sebesar Rp 1.000.000, namun pilihan obligasi retail terbatas dan total size yang tidak begitu besar sehingga terkadang sulit untuk dijual sewaktu-waktu investor memiliki kebutuhan pendanaan. Reksa dana obligasi menawarkan cara berinvestasi yang jauh lebih nyaman dan terjangkau, dengan minimum pembelian serendah Rp 10.000 dan memberikan akses ke portofolio obligasi yang terdiversifikasi. Keuntungan lainnya adalah apabila investor memiliki kebutuhan dana, maka investor dengan mudah hanya butuh menjual unit reksadana nya kapan saja dan kebutuhan dana bisa terpenuhi dengan cepat.

Berinvestasi langsung pada obligasi versus melalui reksa dana obligasi

Setelah menjelaskan teknis cara kerja obligasi, tidak sulit untuk memahami mengapa obligasi bisa menjadi investasi yang menarik. Selain diversifikasi, mereka juga menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan suku bunga deposito tunai, namun tanpa volatilitas saham. Cara termudah untuk memulai adalah dengan berinvestasi pada reksa dana obligasi daripada berinvestasi secara langsung. Berikut alasannya:

Diversifikasi - Seperti pepatah lama, jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Seperti yang telah terjadi di masa lalu, bahkan nama-nama besar di dunia pun bisa gagal membayar pinjamannya atau bahkan bangkrut. Inilah sebabnya mengapa berinvestasi dalam portofolio obligasi, yang diteliti dan dipilih oleh Portfolio Manager, memastikan diversifikasi yang tepat antar wilayah, sektor, dan perusahaan.

Likuiditas dan Akses - Mengingat besarnya jumlah investasi, terkadang sulit bagi Anda untuk menjual obligasi kepada investor lain. Namun, berinvestasi dalam reksa dana obligasi berarti Anda memiliki fleksibilitas untuk menjual kembali unit Anda kapan saja, sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam dokumen penawaran terkait. Manajer Investasi, seperti Schroders Indonesia, memiliki akses  ke berbagai kuotasi harga dari Bank dan juga Sekuritas yang memiliki hubungan kerja sama. Divisi Dealing memiliki Dealer akan membantu mendapatkan harga terbaik dalam suatu transaksi obligasi yang dilakukan oleh manajer investasi sehingga mengurangi transaction cost.

Dikelola secara profesional dengan alokasi dan durasi obligasi - Tim Pendapatan Tetap Schroders terdiri dari manajer profesional yang didukung oleh tim riset global yang kuat dan kemampuan analisis kredit untuk mengidentifikasi sektor-sektor potensial yang dapat membantu investor memaksimalkan keuntungan portofolio obligasi. Manajer obligasi yang aktif menyesuaikan durasi portofolio obligasi. Manajer obligasi secara aktif menyesuaikan durasi portofolio obligasi untuk memposisikan portofolio secara optimal berdasarkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan kondisi kredit.

Obligasi dan Pendapatan Tetap di Schroders

Pendekatan Schroders terhadap pendapatan tetap di Indonesia

Di Schroders, kami percaya bahwa pasar obligasi memiliki keragaman yang sangat luas. Karena itu, manajemen aktif sangat penting untuk mengelola risiko dan mencapai hasil yang diinginkan. Schroders menerapkan pendekatan top-down dalam mengelola obligasi dan bertujuan untuk menambah nilai melalui empat cara:

  • Alokasi aset –  menentukan kelas aset obligasi yang tepat (misalnya obligasi pemerintah, obligasi korporasi, dll.) dengan berdasarkan forecast ekonomi dan returns yang dimiliki secara in-house. Hal ini penting karena menjadi pendorong utama returns seiring berjalannya waktu. Keputusan investasi juga mencakup studi ekonomi global, sektor, dan juga tingkat valuasi.  
  • Manajemen suku bunga – secara aktif mengelola tingkat risiko (atau durasi) suku bunga di berbagai titik siklus ekonomi untuk menghasilkan keuntungan berdasarkan ekspektasi suku bunga. Misalnya, Fund Manager bertujuan untuk menurunkan durasi ketika sudah memprediksi bahwa suku bunga naik dan menaikan durasi ketika suku bunga diprediksi turun.
  • Keamanan – memanfaatkan kemampuan penelitian Schroders untuk menghasilkan keuntungan dari investasi pada obligasi dengan risiko yang dapat diterima. Secara khusus, kami bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghindari investasi pada obligasi yang risiko gagal bayarnya besar namun tidak tercermin dalam harganya.
  • Manajemen risiko – memastikan portofolio obligasi cukup terdiversifikasi dan risiko-risiko yang terkait akan dikelola dengan tepat sesuai batasan portfolio dan asas kehati-hatian.

Mengapa memilih Schroders untuk investasi obligasi?

  • Fokus – bisnis inti kami adalah manajemen investasi. Tujuan kami adalah membangun bisnis pengelolaan investasi kelas satu dan memberikan kemampuan investasi terbaik kepada klien kami.
  • Bisnis global - Schroders adalah perusahaan manajemen investasi global dengan dana kelolaan senilai $923,1 miliar dan 600+ profesional investasi yang beroperasi di 38 kantor di seluruh dunia (per 30 Juni 2023). Secara global, saat ini kami mengelola aset pendapatan tetap senilai $166,1 miliar atau 18% dari total AUM (per 30 Juni 2023).
  • Pengalaman - tim pendapatan tetap Indonesia memiliki pengamalaman yang mendalam dipimpin oleh Soufat Hartawan. Bisnis pendapatan tetap lokal telah berjalan selama sejak tahun 1997 dan rata-rata pengalaman industri anggota tim adalah 16 tahun.
  • Sumber daya yang terintegrasi - tim ini terintegrasi dengan baik ke dalam tim pendapatan tetap Asia Schroders, namun tim Indonesia dapat memanfaatkan hasil riset dan diskusi di seluruh dunia di berbagai kelas aset, memberikan cakupan global yang sangat beragam mengenai ide-ide investasi, penelitian, dan platform implementasi yang penting wilayah dan kelas aset.
  • Akuntabilitas – Tim Pendapatan Tetap Indonesia telah terbukti dapat menjaga integritas , akuntabilitas, serta budaya kepemilikan yang kuat untuk memenuhi tujuan investasi klien.
  • Komitmen penelitian - kami memiliki keyakinan kuat bahwa analisis independen akan memberikan hasil. Riset pendapatan tetap kami mencakup pandangan strategis pasar yang luas, termasuk prakiraan ekonomi dan riset kredit fundamental bottom-up.
  • Manajemen risiko – fokus kami dalam mengelola risiko, terutama risiko penurunan, memastikan kami mengalokasikan risiko secara efektif, yang merupakan hal penting bagi investor pada aset-aset defensif.

Hubungi Schroders
Follow us

Silahkan baca dan pahami informasi penting dan peringatan penipuan sebelum mengunjungi halaman lainnya dari website kami.

Hanya ditujukan untuk ilustrasi saja dan bukan merupakan sebuah rekomendasi untuk berinvestasi di efek/sektor/negara yang tersebut di atas.

Dipublikasikan oleh PT Schroder Investment Management Indonesia, Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, Lantai 30, Jl Jend Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Indonesia. Telp: +62 21 2965 5100

PT Schroder Investment Management Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK).

Selalu berhati-hati dalam membeli produk investasi. Pastikan Anda hanya membeli reksa dana Schroders Indonesia melalui mitra distribusi kami. Hubungi +6221 – 2965 5100 untuk informasi lebih lanjut dan baca mengenai peringatan penipuan di sini.