Schroders Indonesia Monthly Market Recap & Commentary – Februari 2023
Schroders Indonesia Monthly Market Recap & Commentary – Februari 2023
MAKROEKONOMI
PDB 4Q Indonesia tercatat di +0.36%QoQ/+5.01%YoY di atas ekspektasi konsensus masing-masing di +0.35%QoQ/+4.92%. Surplus perdagangan bulan Januari tercatat sebesar USD3,9 miliar vs ekspektasi konsensus sebesar USD3,5 miliar. APBN bulan Januari mencatat pemasukan pendapatan yang solid +49%YoY sementara pengeluaran tumbuh 11%YoY. BI mempertahankan suku bunga kebijakan pada 5,75% dan berkeyakinan bahwa tingkat suku bunga kebijakan saat ini cukup untuk menjaga inflasi inti dalam kisaran sasaran 3 ±1%.
SAHAM
IHSG naik 0,1%MoM ke 6.843 di tengah net foreign buy yang tercatat hampir Rp5,7 triliun. Investor asing kembali ke IHSG karena valuasinya yang menarik dan data makro yang solid. Namun, reli terhenti karena investor lokal mengambil untung saat indeks bergerak mendekati resistance psikologis di level 7.000. Beberapa bank besar melaporkan pendapatan yang lebih baik dari ekspektasi dan mengharapkan pertumbuhan positif pada tahun 2023. Performa indeks terbaik dibukukan pada IDXTransportation (+10,3%) karena kegiatan ekonomi tetap kuat. IDXConsumerCylical (+2,9%) naik karena pemulihan ekonomi dan inflasi yang terkendali. IDXEnergy (-3,2%) mencatat kinerja terburuk di tengah normalisasi harga energi dan musim dingin yang lebih hangat.
Pasar AS terkoreksi karena inflasi yang cenderung tetap tinggi dan data pekerjaan yang kuat; memicu kekhawatiran bahwa Fed akan tetap agresif dan mempertahankan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dan lebih lama. Kinerja HSI mengungguli bursa regional lainnya karena pasar mengambil untung setelah reli yang kuat di bulan-bulan sebelumnya. Pasar Eropa mengungguli pasar AS dengan angka inflasi yang lebih baik dari perkiraan, pertumbuhan ekonomi yang tangguh, dan valuasi yang menarik.
Kami tetap bersikap positif terhadap pasar saham karena Indonesia masih menawarkan fundamental yang solid, baik dari sisi makro maupun corporate earnings. Namun, kami memperkirakan berlanjutnya volatilitas di pasar menyusul kekhawatiran resesi global di balik lingkungan inflasi yang lebih tinggi, bank sentral yang hawkish, dan situasi geopolitik. Pernyataan Fed baru-baru ini membuat pasar lebih berhati-hati karena mengindikasikan bahwa suku bunga masih perlu dinaikkan. Rupiah kembali menguat berkat regulasi repatriasi devisa yang dikeluarkan Bank Indonesia baru-baru ini.
OBLIGASI
Imbal hasil Obligasi Pemerintah Indonesia 10 tahun naik 19,2 bps menjadi 6,899% dibandingkan bulan sebelumnya. Sebagai perbandingan, the US 10-year treasury note naik 40,9bps menjadi 3,914%. Pada awal bulan, UST 10-tahun turun ke level 3,34% karena komentar Mr Powell bahwa proses disinflasi telah dimulai. Namun imbal hasil melonjak karena data gaji nonfarm AS berubah kuat dan di atas ekspektasi. Imbal hasil naik karena inflasi yang terus-menerus tinggi dan data retail sales yang kembali membaik memicu kekhawatiran bahwa Fed akan tetap hawkish.
Inflasi yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga tetap menjadi tantangan bagi pasar obligasi, meskipun menurut kami sentimen negatif sebagian besar telah diperhitungkan, tercermin dari foreign outflow yang besar pada tahun 2022. Pasar obligasi telah mengalami beberapa pemulihan yang didorong oleh investor asing menjelang akhir tahun 2022. Oleh karena itu, valuasi terlihat menarik pada saat ini. Kami berpikir mungkin ada beberapa volatilitas dalam jangka pendek, namun, prospek pasar obligasi akan lebih baik untuk sisa tahun ini karena berakhirnya siklus kenaikan suku bunga.
Disclaimer
INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG.
Pandangan dan pendapat yang terkandung di sini adalah pendapat penulis di halaman ini, dan mungkin tidak serta merta mewakili pandangan yang diungkapkan atau tercermin dalam komunikasi, strategi atau produk Schroders lainnya. Materi ini dimaksudkan untuk tujuan informasi saja dan tidak dimaksudkan sebagai bahan promosi dalam hal apapun. Materi ini tidak dimaksudkan sebagai penawaran atau ajakan untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Hal ini tidak dimaksudkan untuk menyediakan dan tidak boleh diandalkan untuk saran akuntansi, hukum atau pajak, atau rekomendasi investasi. Ketergantungan tidak boleh ditempatkan pada pandangan dan informasi dalam dokumen ini saat mengambil keputusan investasi dan/atau strategi individual. Kinerja masa lalu bukanlah indikator yang dapat diandalkan untuk hasil masa depan. Nilai investasi bisa turun dan naik dan tidak dijamin. Semua investasi mengandung risiko termasuk risiko kemungkinan kehilangan nilai awal investasi. Informasi disini dipercaya bisa diandalkan namun Schroders tidak menjamin kelengkapan atau keakuratannya. Beberapa informasi yang dikutip diperoleh dari sumber ekternal yang menurut kami bisa diandalkan. Tidak ada tanggung jawab yang bisa diterima karena kesalahan fakta yang didapat dari pihak ketiga, dan data ini bisa berubah dengan kondisi pasar. Ini tidak mengecualikan kewajiban atau kewajiban apa pun yang dimiliki Schroders kepada pelanggannya di bawah sistem peraturan yang berlaku. Setiap referensi ke sektor/negara/saham/efek surat berharga hanya untuk tujuan ilustrasi semata dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli atau menjual instrumen keuangan/efek surat berharga atau mengadopsi strategi investasi apa pun. Pendapat dalam materi ini mencakup beberapa pandangan yang diperkirakan. Kami percaya bahwa kami mendasarkan harapan dan keyakinan kami pada asumsi yang masuk akal dalam batasan dari apa yang saat ini kami ketahui. Namun, tidak ada jaminan dari perkiraan atau opini apapun akan direalisasikan. Pandangan dan pendapat ini mungkin berubah. PT Schroder Investment Management Indonesia, Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, Lantai 30, Jl Jend Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Indonesia. PT Schroder Investment Management Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK).